Dalam melakukan penelitian, pembuktian uji coba serta mengaplikasikan berbagai teori keilmuan, dibutuhkan alat dan kelengkapan fasilitas di laboratorium. Alat-alat laboratorium sendiri jenisnya bisa bermacam-macam dan penggunaannya disesuaikan kebutuhan.
Seperti yang diketahui, laboratorium bukan hanya digunakan untuk penelitian ilmiah berbagai bidang keilmuan saja seperti kimia, biologi, fisika dan teknik. Tidak sedikit perusahaan yang melakukan uji produk di laboratorium untuk menguji kualitas dan keamanan produk.
Daftar Alat-Alat Laboratorium Lengkap
Sebelumnya sudah Kelasedu jelaskan bahwa untuk melakukan penelitian dan uji coba di laboratorium diperlukan perlengkapan berupa alat laboratorium yang memadai. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah daftar alat di laboratorium.
1. Mikroskop

Mikroskop merupakan sebuah alat berfungsi untuk mengamati benda dalam ukuran yang sangat kecil dan tidak bisa dilihat dengan penglihatan secara langsung. Dengan mikroskop, ukuran gambar yang dihasilkan bisa mencapai jutaan kali dari ukuran aslinya.
Salah satu manfaat penggunaan mikroskop adalah mampu mengukur benda-benda yang tidak bisa diukur dengan alat konvensional dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Seperti sel-sel tubuh pada makhluk hidup, virus, bakteri, dan sel darah.
Jenis mikroskop optik atau mikroskop cahaya merupakan yang paling umum digunakan. Mikroskop optik terdiri dari mikroskop monokuler dan binokuler. Jenis lainnya adalah mikroskop elektron yang terdiri dari mikroskop elektron transmisi dan mikroskop elektron pemindaian.
2. Tabung Reaksi

Tabung Reaksi merupakan sebuah alat yang fungsinya untuk pengujian kualitatif, mereaksikan bahan kimia, serta sebagai tempat untuk membiakkan dan menumbuhkan mikroorganisme menggunakan media cair. Alat ini bisa digunakan di laboratorium kimia maupun mikrobiologi.
Tabung reaksi berbentuk tabung dengan ukuran sebesar jari tangan manusia dewasa dan biasanya bagian bawahnya berbentuk “U”. Material tabung reaksi bisa dari kaca atau plastik, sementara bagian atasnya terbuka.
Nama lain dari tabung reaksi adalah tabung pembiak. Bentuk tabung yang panjang berfungsi untuk memperlambat penyebaran gas dan uap. Khusus untuk jenis tabung reaksi besar yang digunakan mendidihkan cairan, biasanya lebih dikenal dengan sebutan labu didih.
3. Penjepit Tabung Reaksi

Yang termasuk alat-alat laboratorium adalah Penjepit Tabung Reaksi. Meskipun penjepit tabung reaksi terlihat sepele, namun alat ini memiliki fungsi yang cukup penting. Biasanya material penjepit tabung reaksi terbuat dari kayu dan dilengkapi jepitan pegas berbahan baja.
Fungsi penjepit tabung reaksi adalah untuk membantu memindahkan tabung reaksi pada saat proses pemanasan. Dengan material kayu dan baja yang digunakan, maka lebih aman dan tahan panas. Alat ini berbentuk persegi dan biasanya dipoles menggunakan nikel.
4. Rak Tabung Reaksi

Perlengkapan lainnya adalah Rak Tabung Reaksi. Jenis alat ini termasuk salah satu peralatan non gelas yang difungsikan untuk menata atau menyimpan beberapa tabung reaksi. Bentuknya menyerupai rak kecil dengan bagian atas yang berlubang.
Bagian lubang pada rak tersebut digunakan untuk meletakkan tabung reaksi sehingga posisinya tetap berdiri. Alat ini juga sering disebut dengan penyangga tabung reaksi. Adapun material yang digunakan pada rak tabung reaksi adalah kayu.
5. Sikat Tabung Reaksi

Alat-alat laboratorium berikutnya adalah Sikat Tabung Reaksi. Sikat tabung reaksi memiliki fungsi yang sangat penting karena sebagai alat pembersih tabung reaksi. Dalam berbagai uji coba dan penelitian, tabung reaksi digunakan menumbuhkan mikroba.
Kondisi tersebut akan membuat tabung reaksi kotor setelah digunakan. Sehingga diperlukan sikat tabung reaksi untuk membersihkannya. Sikat ini terbuat dari kawat yang kokoh dengan bagian ujung melingkar, bulunya sendiri dari material nilon sintetis.
Material yang digunakan tahan terhadap asam maupun bahan kimia korosif lainnya. Selain membersihkan tabung reaksi, sikat ini juga digunakan untuk membersihkan peralatan laboratorium lainnya. Seperti gelas ukur, labu erlenmeyer, dan buret.
6. Labu Erlenmeyer

Alat ini diciptakan oleh Emil Erlenmeyer, seorang kimiawan asal Jerman pada tahun 1860. Nama lain dari alat ini adalah labu makmal kerucut. Labu Erlenmeyer terbuat dari material kaca borosilikat. Bentuknya mengerucut dengan dasar yang datar dan leher silinder.
Dengan material tersebut, labu Erlenmeyer mampu menahan panas dengan suhu pemanasan yang tinggi. Untuk volumenya sendiri cukup bervariasi. Biasanya dimulai dari ukuran 25 ml sampai 2000 ml. Sementara jenisnya ada yang dilengkapi tutup asah dan tanpa tutup asah.
Fungsi dari labu Erlenmeyer antara lain adalah sebagai wadah untuk menampung bahan kimia cair dan padat yang akan dianalisis, untuk mencampurkan berbagai bahan, serta untuk proses titrasi bahan, Alat ini juga bisa digunakan untuk pembiakan mikroba.
7. Gelas Arloji

Contoh alat-alat laboratorium selanjutnya adalah Gelas Arloji. Fungsi utama dari alat ini adalah sebagai tempat untuk menimbang bahan kimia. Baik yang berupa serbuk, padatan, maupun pasta. Materialnya terbuat dari kaca dan bentuknya bulat agak cekung ke bawah.
Sekilas bentuknya memang terlihat mirip dengan kaca arloji. Selain digunakan sebagai tempat untuk menimbang, gelas arloji juga sering digunakan untuk menguapkan cairan atau sebagai penutup gelas kimia selama proses penyiapan sampel.
Selain itu, gelas arloji akan memudahkan pengamatan terjadinya proses kristalisasi dan presipitasi. Dengan alat tersebut maka seorang analis kimia bisa secara langsung mengamati pembentukan endapan atau kristal ketika senyawa kimia direaksikan.
Jenis-jenis gelas arloji bisa dibedakan berdasarkan material atau bahan yang digunakan dalam pembuatannya. Diantaranya adalah gelas arloji bahan soda lime, gelas arloji duran borosilicate, gelas arloji Quartz, gelas arloji silica, gelas arloji plastik dan gelas arloji PP.
8. Cawan Porselen

Cawan poreselen merupakan salah satu alat-alat laboratorium yang sering digunakan dalam penelitian. Nama lain dari cawan porselin adalah evaporating dish. Alat ini sangat dibutuhkan dalam uji analisis kimia serta uji kualitatif.
Cawan porselen biasanya terbuat dari material keramik yang tahan panas dan bersifat inert terhadap reaksi kimia. Fungsinya antara lain sebagai tempat pengeringan dan penguapan larutan, pengendapan dan kristalisasi, perhitungan berat, dan menyimpan sampel sementara.
9. Labu Ukur

Labu ukur dikenal juga dengan labu volumetrik, biasanya terbuat dari material kaca. Alat ini berfungsi untuk mengukur larutan atau cairan secara spesifik dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Selain itu, labu ukur juga sering digunakan sebagai tempat untuk mengencerkan larutan.
Labu ukur atau labu takar pertama kali dikenalkan pada tahun 1892 oleh Dewar. Alat ini tahan terhadap bahan kimia. Volume labu ukur cukup bervariasi, mulai dari 10 ml sampai 1000 ml. Labu ukur ada 2, yaitu Kelas A dengan akurasi tinggi dan kelas B dengan akurasi lebih rendah.
10. Pipet Volume

Alat-alat laboratorium yang lainnya berupa pipet volume atau sering disebut pipet gondok. Bentuknya tabung silinder yang panjang dengan bagian tengah yang menggelembung. Fungsinya untuk mengambil larutan dengan volume sesuai label yang tertera.
Misalnya, ketika akan mengambil cairan sebanyak 5 ml pada tabung yang berukuran 5 ml, maka untuk mendapatkan tingkat ketelitian yang tinggi diperlukan pipet volume dengan ukuran yang sama yaitu 5 ml.
11. Gelas Piala

Nama lain dari gelas piala adalah gelas beker atau beaker glass. Yaitu sebuah alat yang digunakan sebagai wadah penampung untuk proses mengaduk, mencampur atau memanaskan larutan. Gelas ini berbentuk silinder dan memiliki bagian dasar yang rata.
Ada beberapa variasi ukuran pada gelas piala, yaitu mulai dari 1 ml hingga beberapa liter. Materialnya sendiri terbuat dari kaca borosilikat, namun ada pula yang terbuat dari baja nirkarat, alumunium atau plastik. Biasanya gelas piala juga memiliki corong atau paruh kecil.
12. Batang Pengaduk

Batang pengaduk termasuk dalam salah satu daftar alat-alat laboratorium yang sering digunakan dalam penelitian. Fungsinya adalah untuk mencampurkan cairan atau larutan kimia dan bahan kimia.
Ukurannya hampir sama seperti sedotan minuman namun terbuat dari bahan kaca borosilikat atau pyrex dan memiliki ujung bulat. Alat ini bisa membantu dalam memecahkan emulsi suatu ekstraksi serta menginduksi kristalisasi pada proses rekristalisasi.
13. Corong Pisah

Corong pisah atau corong pemisah merupakan salah satu alat di laboratorium yang cukup penting. Karena berfungsi untuk memisahkan senyawa atau zat tertentu pada sampel berdasarkan tingkat kelarutan dalam pelarut tertentu.
Alat ini terbuat dari material kaca borosilikat, sementara bagian kran terbuat dari material kaca atau teflon. Ukurannya cukup bervariasi, namun biasanya antara 50 ml hingga 3 liter. Sementara untuk keperluan industri, ukurannya bisa sangat besar.
14. Buret

Alat-alat laboratorium berikutnya dikenal dengan nama Buret dan memiliki bentuk silinder dengan garis ukur dan sumbat keran di bagian bawah. Fungsinya adalah untuk meneteskan reagen cair dalam sebuah eksperimen yang membutuhkan presisi, seperti pada titrasi.
Tingkat akurasi alat ini sangat tinggi, khususnya pada buret kelas A yang tingkat akurasinya mencapai sekitar 0,05 cm3. Dengan presisi yang tinggi, maka satu tetes cairan yang masih menggantung pada ujung buret harus dipindah ke labu penerima.
15. Gelas Ukur

Gelas ukur merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengukur volume larutan atau cairan. Bentuknya silinder dan dilengkapi dengan garis penanda yang menunjukkan jumlah cairan yang sudah terukur.
Gelas ukur terbuat dari material polipropilena dengan tingkat resistensi kimia yang sangat baik. Atau material polimetil pentana yang memiliki tingkat transparansi tinggi dan tidak mudah retak. Pada gelas ukur konvensional, biasanya tinggi dan sempit sehingga tingkat akurasinya tinggi.
16. Statif

Statif atau dikenal juga dengan sebutan tegakan retot merupakan salah satu dari daftar alat-alat laboratorium kimia non gelas. Peralatan pendukung ini digunakan dalam berbagai proses kimia. Statif terbuat dari baja anti karat, besi atau logam.
Statif berbentuk silinder kecil dengan ketinggian sekitar 50 cm. Fungsinya adalah sebagai struktur penopang untuk menahan alat gelas agar tetap dalam posisi tertentu. Alat ini juga digunakan untuk menjepit buret ketika proses titrasi, menjepit kondensor dan soxhlet.
17. Kaki Tiga

Alat lainnya yang biasa ditemukan di laboratorium adalah kaki tiga. Sesuai dengan namanya, alat ini memiliki bentuk kaki tiga dan terbuat dari bahan besi atau baja. Peralatan non gelas ini berfungsi sebagai penyangga dan penahan kawat kasa pada saat proses pemanasan.
Cara kerjanya adalah meletakkan alat pembakar di bagian bawah dan meletakkan peralatan gelas pada bagian atasnya dengan dialasi kawat kasa. Ukuran kaki tiga biasanya satu ring memiliki diameter 80 mm, panjang kaki tiga masing-masing 8 cm dan diameter luarnya 8 mm.
18. Pembakar Bunsen

Masih berhubungan dengan alat-alat laboratorium sebelumnya, pembakar bunsen termasuk jenis alat yang sering digunakan dalam penelitian di laboratorium. Alat ini mampu menghasilkan nyala api yang fungsinya untuk sterilisasi, pemanasan maupun pembakaran.
Alat ini dilengkapi katup jarum di bagian kanan, sementara lubang selang yang menghubungkan dengan gas ada di bagian kiri. Nyala api pada alat ini tergantung pada aliran udara yang ada di sisi pembakar dan bukan pada katup jarum.
19. Autoklaf

Autoklaf merupakan sebuah alat pemanas yang tertutup dan biasanya digunakan untuk keperluan sterilisasi dengan uap yang bersuhu dan bertekanan tinggi, yaitu 121oC, 15 lbs, dalam waktu sekitar 15 menit.
Peningkatan tekanan pada alat ini bukan untuk membunuh mikroorganisme melainkan untuk menaikkan suhu di dalam autoklaf. Suhu tinggi yang dihasilkan tersebut akan membunuh mikroorganisme.
20. Lemari Asam

Lemari asam disebut juga fume hood. Lemari asam termasuk alat-alat laboratorium yang biasanya digunakan di laboratorium kimia. Sebuah alat ventilasi yang akan meminimalisir paparan zat atau bahan kimia berbahaya saat berada di laboratorium, seperti zat asam.
Bahan untuk membuat lemari asam harus disesuaikan dengan sifat zat kimia yang dipakai. Jika lebih sering memakai zat asam maka tidak boleh menggunakan bahan logam. Jika sering memakai pelarut organik maka tidak boleh menggunakan bahan kayu karena mudah terbakar.
21. Pipet Tetes

Pipet tetes dikenal juga dengan sebutan pipet pasteur. Alat ini berfungsi untuk memindahkan larutan atau cairan dari satu wadah ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat sedikit, dan tingkat ketelitian ukuran volume sangat rendah.
Fungsi utamanya adalah untuk mengambil cairan dalam jumlah sedikit tanpa memerlukan tingkat akurasi yang tinggi. Bahannya terbuat dari material kaca atau plastik dengan ujung yang lancip atau lonjong. Jenis pipet ini sering digunakan dalam industri farmasi.
22. Spatula Laboratorium

Alat-alat laboratorium selanjutnya yang tidak kalah penting adalah spatula laboratorium. Alat ini menyerupai sendok kecil yang pipih dan bertangkai. Alat ini didesain untuk memudahkan pengambilan sampel yang kecil dan sedikit, padat ataupun serbuk.
Untuk keperluan tersebut, spatula laboratorium disediakan dalam dua bentuk yang berbeda. Yaitu jenis spatula dengan ujung melengkung menyerupai sendok dan spatula dengan ujung berbentuk datar. Selain untuk mengambil sampel, spatula juga untuk mengaduk larutan.
23. Inkubator Laboratorium

Inkubator laboratorium merupakan alat yang difungsikan untuk proses inkubasi dan pembiakan mikroorganisme. Alat ini biasanya dijumpai di laboratorium mikrobiologi yang terdapat di balai penelitian, instansi, rumah sakit maupun universitas.
Bentuk inkubator laboratorium mirip oven atau autoclave. Sekilas ketiga peralatan ini memang mirip, namun memiliki fungsi yang berbeda. Inkubator ada beberapa jenis, yaitu inkubator shaker, inkubator CO2, inkubator portable, inkubator pendingin dan inkubator benchtop.
24. Desikator

Jenis alat-alat laboratorium lainnya yang sering digunakan dalam penelitian ilmiah adalah desikator. Alat ini merupakan sebuah bejana yang terbuat dari material kaca dan sifatnya kedap udara. Desikator sendiri memiliki dua bagian, yaitu bagian atas dan bagian bawah.
Pada bagian bawah diisi dengan silica gel yang berfungsi sebagai pengering dan bagian atasnya difungsikan sebagai tempat pengeringan. Alat ini bisa mengeringkan zat padat, cair maupun gas dengan kandungan air yang sangat sedikit.
25. Pipet Ukur

Pipet ukur merupakan salah satu jenis alat laboratorium yang sering digunakan untuk mengambil cairan atau larutan yang pekat. Bentuk pipet ini silinder, memanjang dan biasanya terbuat dari material kaca atau plastik, ukurannya mulai dari 1 ml.
Pipet ukur dilengkapi dengan ball pipet berwarna merah yang fungsinya menghisap cairan atau larutan. Fungsinya adalah mengambil larutan atau memindahkannya dari satu wadah ke wadah lain dengan volume tertentu sesuai yang dibutuhkan.
26. Kawat Kasa

Kawat kasa termasuk salah satu alat-alat laboratorium non gelas yang fungsinya sebagai alat pendamping. Jenis alat ini digunakan bersamaan dengan alat lainnya, yaitu penyangga kaki tiga dan pembakar bunsen. Ketiganya saling terkait dan digunakan dalam proses pemanasan.
Fungsi kawat kasa cukup penting karena menjadi alas atau tempat untuk meletakkan wadah sampel, seperti labu erlenmeyer atau gelas beaker. Selain digunakan untuk pemanasan larutan, kawat kasa juga digunakan dalam proses penguapan larutan.
27. pH Meter

pH Meter merupakan sebuah alat ukur yang fungsinya mengukur derajat atau tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Pada pH Meter digital, biasanya sudah dilengkapi dengan elektroda khusus untuk mengukur pH bahan atau sampel semi padat.
Elektroda tersebut terhubung dengan alat elektronik sehingga bisa mengukur dan menampilkan derajat pH. Alat ini biasanya ditemukan di laboratorium pengujian maupun industri. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, pH meter harus dikalibrasi terlebih dahulu.
28. Oven Laboratorium

Yang termasuk alat-alat laboratorium selanjutnya adalah oven laboratorium. Alat ini digunakan dalam proses pengeringan alat atau media dalam kondisi kering, proses pemanasan, maupun sterilisasi. Jenis alat ini bisa dijumpai di laboratorium kimia, farmasi dan fisika.
Alat ini bekerja dengan memanfaatkan suhu tinggi dan udara kering, sehingga efektif untuk sterilisasi dan pengeringan. Suhu panas yang keluar dari oven akan menyerap permukaan alat dan merambat ke seluruh permukaannya sehingga membunuh mikroorganisme.
29. Kawat Nikrom

Alat laboratorium ini tersusun dari kombinasi bahan logam nikel 60% dan chrome 40%, sehingga lebih dikenal dengan sebutan kawat nikrom. Namun ada pula beberapa jenis kawat yang memiliki kandungan sedikit besi di dalamnya.
Dengan menggunakan campuran nikel dan chrome, maka kawat akan lebih tahan panas dan tahan karat. Fungsi kawat nikrom biasanya untuk menguji nyala api terhadap sampel atau bahan kimia tertentu. Dalam penggunaannya dibutuhkan pembakar bunsen, HCL
30. Pipa Gelas

Pipa gelas merupakan salah satu jenis alat-alat laboratorium yang berbentuk pipa. Biasanya jenis pipa ini terbuat dari kaca borosilicate atau pyrex dan tersedia dalam berbagai variasi ukuran mulai dari 4 mm sampai 150 mm sehingga penggunaannya disesuaikan kebutuhan.
Pipa gelas ini tahan panas dan tahan terhadap zat kimia seperti asam dan alkali. Selain digunakan dalam bidang farmasi dan kimia, pipa gelas juga sering digunakan pada kilang minyak.
31. Neraca Digital

Neraca termasuk alat di laboratorium yang berfungsi untuk mengukur massa berat dengan hasil yang presisi dan akurat. Alat ini memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan neraca analog maupun manual, karena bisa menyimpan hasil pengukuran.
Neraca digital bisa dibedakan menjadi dua, yaitu neraca digital laboratorium dan neraca digital analitik. Neraca digital sering digunakan di laboratorium mikrobiologi sementara neraca analitik lebih sering digunakan untuk menimbang sampel dan larutan di laboratorium kimia.
32. Petridish

Petridish atau cawan petri merupakan salah satu alat-alat laboratorium yang berbentuk silinder yang tipis dan transparan. Fungsinya adalah sebagai wadah untuk sampel mikroorganisme yang akan diuji, sebagai tempat pembiakan mikroorganisme dan menimbang sampel.
Petridish terbuat dari material borosilikat dan selalu berpasangan. Cawan petri yang berukuran kecil digunakan sebagai wadah sedangkan yang berukuran lebih besar berfungsi sebagai tutup. Tinggi cawan 18 mm dengan diameter 95 mm, sementara diameter tutup 101 mm.
33. Jarum Ose

Alat-alat yang ada di ruang laboratorium berikutnya adalah jarum ose. Jenisnya terdiri dari jarum ose yang berbentuk bulat dan jarum ose berbentuk lurus. Jarum ini biasanya dipasang pada holder yang sudah tersedia dan bagian holder inilah yang boleh dipegang.
Sekilas bentuknya mirip dengan batang pengaduk, namun pada bagian ujungnya dilengkapi kawat lurus atau berbentuk kolongan. Secara umum, jarum ose atau inokulum berfungsi untuk memindahkan mikroba dari satu tanaman ke tanaman yang lain.
34. Alu dan Mortar

Kedua alat ini memiliki fungsi yang tidak bisa dipisahkan. Alat laboratorium ini terbuat dari material porselen. Pada laboratorium biologi, alu dan mortar digunakan untuk menghaluskan bahan atau sampel pengujian. Seperti biji, daun, akar, DNA, RNA, dan protein.
Sementara pada laboratorium kimia, alu dan mortar digunakan sebagai alat untuk menghaluskan atau menggerus zat kimia yang bentuknya padat. Alat ini bisa digunakan untuk menghancurkan beberapa sampel atau bahan sekaligus.
35. Kaca Preparat

Alat-alat laboratorium berikutnya adalah kaca preparat. Alat laboratorium ini terbuat dari material kaca dengan ukuran 25,4 mm x 76,2 mm. Ketebalannya 1 mm – 1,2 mm sementara jenis kaca yang digunakan adalah kaca transparan atau bening.
Fungsi dari kaca preparat adalah sebagai tempat untuk meletakkan objek kecil yang nantinya akan diamati menggunakan mikroskop sehingga terlihat jelas saat diobservasi.
36. Kaca Penutup

Kaca penutup atau cover glass merupakan alat laboratorium yang berfungsi untuk menutup dan melindungi objek observasi yang diletakkan di bawah mikroskop. Jadi objek yang sudah diletakkan pada kaca preparat akan ditutup dengan kaca penutup di atasnya.
Cover glass atau kaca penutup memiliki ukuran yang cukup bervariasi. Mulai dari 18 mm x 18 mm, dengan ketebalan antara 0,13 mm sampai 0,17 mm. Dengan cover glass, maka objek preparat akan terlindung dari kerusakan dan kontaminasi selama diobservasi.
37. Respirometer

Alat-alat laboratorium berikutnya berupa respirometer. Alat ini berfungsi untuk mengukur berapa rata-rata pernafasan suatu organisme dengan cara mengukur rata-rata pertukaran O2 atau oksigen dan CO2 atau karbondioksida.
Dalam hal ini respirometer dibedakan menjadi dua jenis, yaitu respirometer sederhana yang digunakan untuk mengukur pernapasan organisme seperti kecambah, serangga, dan bunga serta respirometer ganong yang akan menentukan angka respirasi secara kuantitatif.
38. Plat Tetes

Plat tetes merupakan alat laboratorium yang terbuat dari material keramik atau porselen. Bentuknya berupa lempengan dengan beberapa cekungan. Alat ini digunakan sebagai wadah atau tempat untuk mereaksikan suatu zat dalam jumlah sedikit.
Seperti alat laboratorium pada umumnya, alat ini juga bisa digunakan berkali-kali setelah dibersihkan. Plat tetes sendiri sangat cocok untuk pengujian kualitatif suatu sampel mineral, baik yang berupa larutan maupun serbuk. Khususnya jika menggunakan pelarut aseton.
39. Corong Kaca

Alat-alat laboratorium berikutnya adalah corong kaca. Jenis alat ini terbuat dari material kaca atau plastik. Fungsinya sebagai alat bantu yang digunakan untuk menuangkan larutan atau cairan dari suatu wadah ke wadah lainnya dengan dimensi yang lebih kecil.
Dengan menggunakan corong kaca maka larutan yang dituangkan tidak akan tumpah. Selain itu, corong kaca juga dimanfaatkan sebagai alat bantu untuk menyaring suatu larutan. Kertas saring bisa diletakkan pada corong kaca sehingga lebih efektif saat melakukan penyaringan.
40. Melting Point

Melting point merupakan instrumen yang berfungsi sebagai alat untuk menentukan dan mengetahui titik leleh suatu zat dengan tingkat akurasi yang tinggi. Alat ini memiliki peran penting dalam menentukan sifat zat, serta karakter senyawa organik dan anorganik pada zat.
Penggunaan alat melting point bisa ditemukan pada laboratorium kimia. Salah satunya untuk mengetahui titik leleh suatu sampel sehingga bisa menentukan kualitasnya. Sementara penggunaan di laboratorium farmasi untuk mengetahui titik leleh sampel obat.
41. Termometer Laboratorium

Alat-alat laboratorium termometer merupakan sebuah alat yang fungsinya untuk mengukur suhu atau temperatur. Bentuknya memanjang dan menampilkan skala angka yang akan menunjukkan nilai dari suhu atau temperatur.
Berbeda dari termometer biasa seperti termometer yang sering digunakan untuk mengukur suhu tubuh, termometer laboratorium berfungsi untuk mengukur titik didih maupun titik beku suatu zat dalam sebuah penelitian.
42. Corong Buchner

Jika membahas tentang alat-alat yang digunakan di laboratorium, maka tidak bisa dilepaskan dari alat yang bernama corong buchner. Alat yang terbuat dari material porselen, kaca atau plastik ini sering digunakan untuk penyaringan vakum.
Bentuk corong buchner pada bagian atasnya berupa silinder dengan bagian dasar berpori. Untuk penyaringan biasanya digunakan kertas penyaring yang diletakkan di atas corong dan diberi pelarut agar tidak terjadi kebocoran. Cairan tersebut akan dihisap dengan pompa vakum.
43. Kertas Saring

Kertas saring merupakan salah satu perlengkapan alat-alat laboratorium yang sering dibutuhkan di laboratorium. Jenis kertas ini ditempatkan di atas corong sehingga pada saat penyaringan kotoran bisa tersaring dan terpisah dari larutan melalui pori-pori kertas.
Ukuran kertas saring sekitar 10 cm2 dengan berat 80-130 g/m2. Untuk diameter pori dan kekasaran kertas saring cukup bervariasi tergantung jenisnya. Adapun mekanisme penyaringan dengan kertas saring terdiri dari filtrasi volume dan filtrasi permukaan.
44. Pipa Kapiler

Pipa kapiler merupakan salah satu peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian di laboratorium. Jenis pipa ini terbuat dari bahan kaca transparan dengan diameter yang sangat kecil. Fungsinya adalah untuk transfer, mengukur cairan, pengujian dan pengumpulan sampel.
Pada pipa kapiler biasanya dilengkapi dengan lubang presisi yang fungsinya untuk saluran masuk sampel. Pada fungsi pengumpulan sampel, pipa kapiler akan bekerja dengan aksi kapiler. Yaitu sampel cairan akan mengalir ke tabung dengan melawan gravitasi.
45. Karet Penghisap

Karet penghisap atau rubber bulb termasuk alat-alat laboratorium yang berfungsi untuk menghisap atau mengambil larutan kimia yang berbahaya. Alat ini biasanya disambungkan atau dipasang pada pangkal pipet volume atau pipet ukur.
Alat penghisap berbahan karet yang cukup solid ini memiliki sifat resisten terhadap bahan kimia. Karet penghisap ini hanya tersedia dalam satu ukuran saja dan setiap jenisnya memiliki bagian-bagian yang sama, yaitu katup aspirate (A), katup suction (S), katup exhaust (E).
46. Batang L

Salah satu instrumen penting dalam kegiatan penelitian di laboratorium adalah batang L. Sesuai dengan namanya, alat ini berbentuk L. Pada bagian yang lebih panjang difungsikan untuk menopang peralatan laboratorium, sementara bagian yang pendek ditempelkan ke statif.
Dengan memanfaatkan alat tersebut maka posisi alat-alat laboratorium akan tetap aman dan stabil. Batang L sendiri terbuat dari material aluminium atau stainless steel sehingga lebih tahan terhadap korosi. Alat ini cukup penting untuk menunjang keselamatan selama di laboratorium.
47. Labu Alas Bulat

Alat-alat laboratorium berikutnya berupa labu alas bulat yang biasanya terbuat dari material kaca yang tahan panas atau pyrex. Nama lain dari labu alas bulat adalah round-bottom flasks. Jenis alat ini banyak digunakan di laboratorium kimia maupun laboratorium biokimia.
Alat ini biasanya tersedia dalam beberapa ukuran, mulai dari 5 ml sampai 5 liter. Untuk ukurannya sendiri sudah tertera pada bagian luarnya. Karena berbentuk bulat di bagian dasarnya, alat ini tidak bisa berdiri sendiri tanpa menggunakan dudukan labu atau klem.
Meskipun terlihat mirip, namun labu alas bulat tidak sama dengan labu Florence. Keduanya memang dirancang untuk menyebarkan suhu panas secara merata saat proses pemanasan. Namun pada labu alas bulat terdapat sambungan kaca arde pada bagian lehernya.
48. Labu Alas Datar

Labu alas datar merupakan sebuah alat laboratorium yang bentuknya seperti labu alas bulat namun memiliki alas yang datar. Sehingga alat ini bisa berdiri sendiri tanpa perlu dudukan seperti pada labu alas bulat. Alat ini terbuat dari bahan kaca atau pyrex yang tahan panas.
Alat ini biasanya digunakan dalam proses pemanasan larutan dengan menggunakan pemanas plat. Untuk mengaduk larutan, alat yang digunakan adalah magnetic stirrer atau pengaduk magnet. Alat ini juga digunakan dalam proses evaporasi untuk mencampur senyawa tertentu.
49. Lemari Asap atau Sungkup Asap

Lemari asap disebut juga dengan sungkup asap atau fume hood dalam Bahasa Inggris. Lemari asap termasuk ke dalam alat-alat laboratorium besar yang biasanya digunakan di laboratorium kimia. Alat ini akan meminimalisir kontak seseorang dengan asap yang berbahaya.
Alat ini awalnya terbuat dari material kayu, namun dalam perkembangannya lemari asap saat ini terbuat dari baja karbon dengan lapisan epoksi. Jenis lemari asap sendiri ada dua, yaitu ducted atau saluran dan recirculating atau resirkulasi.
50. Pinset Laboratorium

Alat-alat laboratorium sangat banyak jenis dan macamnya, salah satunya adalah pinset laboratorium. Alat ini sangat dibutuhkan dalam kegiatan laboratorium, khususnya untuk menjepit objek kecil yang tidak bisa dipegang dengan tangan.
Pinset laboratorium terbuat dari material stainless steel sehingga tahan karat dan mudah untuk proses sterilisasi. Bentuknya seperti paruh burung dengan dua bilah yang ujungnya menyatu dan bagian ujung lainnya terpisah. Bentuk tersebut akan memudahkan untuk menjepit objek.
51. Scalpel

Scalpel merupakan peralatan laboratorium yang terbuat dari material besi. Alat ini biasanya ditemukan di laboratorium. Fungsinya sendiri adalah untuk memotong eksplan yang biasanya sering dilakukan dalam proses inokulasi.
52. Lup

Alat laboratorium yang satu ini tentu sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang. Lup sendiri sering dikenal dengan istilah kaca pembesar. Fungsinya adalah untuk memperbesar ukuran suatu benda atau objek yang diamati sehingga terlihat lebih besar dari ukuran aslinya.
Dengan menggunakan lup, maka berbagai objek atau benda kecil bisa diamati secara teliti dan detail. Fungsi dan kegunaan lup bisa disesuaikan dengan bidang ilmu yang diterapkan. Misalnya ahli botani menggunakan lup untuk mengamati struktur pada tumbuhan secara jelas.
53. Vortex Mixer

Vortex mixter merupakan salah satu diantara daftar alat-alat laboratorium yang memiliki fungsi penting dalam kegiatan laboratorium. Vortex mixer biasanya digunakan sebagai alat untuk mencampurkan bahan sampai homogen. Alat ini akan melakukan pencampuran secara cepat.
Sebagai informasi vortex mixer pertama kali ditemukan oleh Harold D. Kraft dan Jack A, Kraft pada tahun 1959. Pada awalnya alat tersebut hanya digunakan untuk mencampurkan sampel dalam jumlah sedikit. Dalam perkembangannya, alat ini mulai dikomersialkan pada tahun 1962.
54. Laminar Air Flow

Laminar air flow merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk mengalirkan udara bersih pada area tertentu secara terus menerus. Sehingga area tersebut bersih dari kotoran, debu, spora maupun partikel lainnya. Penggunaan laminar air flow bukan hanya di laboratorium biologi saja.
Beberapa bidang lainnya seperti industri manufaktur, farmasi, food processing, dan rumah sakit juga menggunakan laminar air flow. Jenisnya sendiri bisa dibedakan menjadi dua, yaitu laminar air flow vertikal dengan aliran udara dari atas ke bawah dan laminar air flow horizontal.
55. Indikator Universal

Alat di laboratorium lainnya adalah indikator universal atau dikenal juga dengan istilah pH paper indicator. Alat ini merupakan sejenis kertas dengan lapisan indikator universal seperti metil merah, sehingga ketika ada reaksi asam basa akan menunjukkan perubahan warna.
Indikator universal biasanya sudah dilengkapi skala warna tertentu yang akan menunjukkan kadar pH larutan. Dengan begitu maka tingkat keasaman dan kebasaan suatu larutan bisa langsung diketahui secara cepat. Kertas indikator pH ini tersedia dalam berupa strip atau roll.
56. Magnetic Stirrer

Alat-alat laboratorium berikutnya yang digunakan dalam kegiatan laboratorium adalah magnetic stirrer atau pengaduk magnet. Alat ini berfungsi sebagai pengaduk larutan dalam proses pemanasan dengan bantuan batang magnet yang dimasukkan ke larutan.
Biasanya alat ini diaplikasikan pada proses pencampuran larutan dengan viskositas rendah sehingga homogen. Proses pengadukan dengan alat ini dibantu stir bar atau batang magnet dengan ukuran panjang yang bervariasi. Stir bar ini akan berputar di dalam wadah larutan.
57. Furnace

Furnace berasal dari kata fornax, yang dalam bahasa latin artinya adalah oven. Selain disebut dengan furnace, alat ini juga disebut tungku pembakaran dan kiln. Fungsinya adalah untuk proses pemanasan dengan menggunakan bahan bakar, baik padat, cair, gas maupun listrik.
Dengan menggunakan bahan bakar yang terhubung langsung, maka hal itu akan membuat energi panas yang dihasilkan jauh lebih tinggi daripada oven laboratorium. Penggunaan furnace sendiri tidak hanya terbatas untuk kebutuhan laboratorium saja tetapi juga industri.
58. Kacamata Laboratorium

Kacamata laboratorium dikenal juga dengan sebutan safety glasses atau safety goggle. Biasanya jenis kacamata ini terbuat dari material plastic polycarbonate. Fungsinya adalah untuk melindungi mata dari cairan berbahaya, partikel mikro dan objek lainnya yang berbahaya.
Kacamata laboratorium memiliki bentuk seperti kacamata selam. Dengan menggunakan kacamata ini maka akan meminimalisir terjadinya risiko paparan benda-benda atau cairan berbahaya yang sering ditemukan di laboratorium.
59. Waterbath

Saat membahas tentang alat-alat laboratorium, maka ada beberapa jenis alat yang penting untuk diketahui. Salah satunya adalah waterbath yang fungsinya adalah menciptakan suhu konstan pada air. Adapun suhu yang diberikan biasanya bekisar antara 30o sampai 100oC.
Waterbath biasanya digunakan untuk keperluan inkubasi sel kultur, pemanasan reagen, serta peleburan substrat. Waterbath bisa difungsikan dengan bantuan peralatan lain seperti oven laboratorium, mikropipet, centrifuge serta inkubator.
Jenis waterbath ada dua, yaitu waterbath analog dan waterbath digital. Waterbath analog merupakan merupakan model konvensional sementara waterbath digital merupakan versi modern sehingga lebih canggih dan efisien.
60. Botol Reagen

Dalam uji coba kimia maka diperlukan tingkat akurasi yang tinggi agar hasilnya valid, salah satunya dengan menjaga kemurnian reagen kimia. Kontaminasi zat-zat asing akan membuat hasil percobaan kurang maksimal. Untuk menjaga kemurnian reagen diperlukan botol reagen.
Jenis botol ini biasanya terbuat dari material kaca atau plastik yang memiliki ketahanan terhadap zat kimia tertentu. Botol ini dilengkapi dengan tutup yang rapat untuk mencegah kebocoran. Selain itu, ukurannya juga cukup bervariasi, mulai dari 30 ml sampai 1000 ml.
61. Kalorimeter

Kalorimeter merupakan satu dari sekian banyak alat-alat laboratorium yang berfungsi untuk mengukur jumlah panas yang dihasilkan dalam sebuah reaksi kimia atau proses fisika. Alat ini terdiri dari wadah yang tertutup dengan lapisan isolasi termal untuk mencegah panas keluar.
Dalam percobaan kimia, kalorimeter akan mengukur jumlah panas saat terjadi reaksi kimia, seperti pada pembentukan senyawa atau reaksi penguraian. Sementara pada percobaan fisika, kalorimeter digunakan untuk mengukur jumlah panas yang diserap atau dilepaskan.
62. Neraca Analitik

Neraca analitik adalah sebuah alat berupa neraca yang diciptakan untuk mengukur massa kecil dengan rentang hingga sub miligram. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, harus dipastikan sampel yang ditimbang berada pada suhu ruangan agar terhindar dari konveksi alami.
Selain itu, alat juga perlu dikalibrasi sebelum digunakan untuk mengukur massa. Jenis neraca analitik sendiri bisa dibedakan menjadi dua. Yaitu neraca analitik analog dan neraca analitik digital yang sudah dilengkapi dengan berbagai fitur canggih untuk memudahkan pengukuran.
63. Piknometer

Piknometer merupakan jenis alat-alat laboratorium yang berfungsi untuk menentukan massa jenis suatu larutan atau cairan sebelum proses pencampuran. Nama lain dari piknometer adalah glassware. Alat ini terdiri dari 3 komponen, yaitu tabung, lubang dan tutup pikno.
Piknometer terbuat dari material kaca bening yang dilengkapi penyumbat serta pipa kapiler sehingga gelembung udara bisa mengalir keluar. Ukuran piknometer cukup bervariasi, mulai dari 1 cm3 sampai 100 m3. Jenis piknometer terdiri dari piknometer umum dan piknometer gas.
64. Refraktometer

Refraktometer merupakan sebuah alat laboratorium yang dikenalkan pada tahun 1869 oleh Ernst Abbe, sehingga alat ini juga sering disebut refraktometer abbe. Dalam perkembangannya alat ini banyak diandalkan oleh para peneliti untuk mengukur konsentrasi suatu zat.
Cara kerja refraktometer dibantu indeks bias cahaya. Biasanya sampel yang diukur berupa zat yang terlarut, seperti gula, garam, protein dan lainnya. Secara luas, alat ini juga sering digunakan dalam bidang industri.
65. Rotary Evaporator

Pada dasarnya alat laboratorium ini berfungsi untuk memisahkan solvent atau pelarut dari suatu larutan sehingga menghasilkan ekstrak dengan konsentrasi yang lebih pekat. Evaporasi sendiri merupakan proses penguapan larutan dari cair akibat adanya proses pemanasan.
Tujuan dari evaporasi adalah meningkatkan konsentrasi larutan atau cairan sehingga lebih pekat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rotary evaporator merupakan alat untuk membantu proses evaporasi sehingga bisa didapatkan larutan dengan konsentrasi lebih tinggi.
Rotary evaporator terdiri dari beberapa komponen, yaitu labu alas bulat yang akan menampung larutan, waterbath chamber untuk menampung air dalam proses pemanasan, labu penampung untuk menampung uap pelarut, kondensor serta main unit.
Alat-alat laboratorium memiliki jenis yang sangat beragam dengan berbagai fungsi penting di dalamnya. Beberapa alat ada yang terbuat dari material kaca yang tahan panas, namun ada pula peralatan yang terbuat dari logam seperti stainless steel, besi dan alumunium.
Leave a Review